TAMAN GANTUNG

Mempunyai lahan yang sempit tapi ingin punya taman yang cantik? Ingin menghilangkan kesan “tembok yang keras” pada dinding sekolah atau hunian? Ini solusinya!

PUSTAKA MINI

Sudut ruangan sering kali menjadi sisi yang tak terjamah oleh pemiliknya. Mari hidupkan sudut ruangan dengan mengkreasikannya menjadi setiap sudutnya dengan buku. Ini contohnya!

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 25 Maret 2011

[KILAS BALIK] Memenangi Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional

Pada tanggal 15 Agustus 2008, Menteri Kesehatan diwakili oleh dr. Budihardja Singgih, MPH, Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat menerima 24 pemenang Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional Tahun 2008. Pemenang lomba berasal dari berbagai tingkatan sekolah TK/Raudhatul Athfal, SD/Madrasah Ibtidaiyah, SMP/Madrasah Tsanawiyah sampai SMU/SMK/ Madrasah Aliyah dari berbagai provinsi di Indonesia.

Sejak tahun 1991, melalui Surat Keputusan Bersama 4 Menteri, yaitu Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri, dilaksanakan Lomba Sekolah Sehat. Lomba ini bertujuan untuk memotivasi pemerintah daerah untuk membina dan mengembangkan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di daerahnya masing-masing dalam rangka mewujudkan sekolah sehat di Indonesia yaitu sekolah yang bersih dan nyaman, bebas dari sumber-sumber penyakit, peserta didiknya sehat dan bugar serta senantiasa berperilaku hidup bersih dan sehat.

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan ujung tombak pemberdayaan masyarakat agar berperilaku hidup bersih dan sehat. Menurut Menkes, saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 250.000 sekolah negeri, swasta maupun sekolah agama dari berbagai tingkatan. Kalau setiap sekolah memiliki 20 kader kesehatan saja, maka akan ada 5 juta kader kesehatan yang dapat membantu terlaksananya dua strategi utama Depkes yaitu menggerakkan dan pemberdayaan masyarakat untuk hidup sehat, serta surveilans monitoring dan informasi kesehatan. melalui program UKS, derajat kesehatan serta kebiasaan perilaku hidup sehat anak usia sekolah dapat ditingkatkan. Misalnya dengan menjaga lingkungan sekolah dan sekitarnya melakukan pemeriksaan jentik nyamuk di lingkungan sekolah, tidak membuang sampah sembarangan, mencuci Pada anak usia TK dan SD masalah yang dihadapi biasanya berkaitan dengan kebiasaan berperilaku hidup bersih dan sehat seperti kebiasaan cuci tangan pakai sabun, potong kuku, dan gosok gigi. Sementara masalah kesehatan pada remaja berkaitan dengan perilaku berisiko seperti penyalahgunaan Napza, kehamilan yang tak diinginkan, abortus yang tidak aman, infeksi menular seksual termasuk HIV/AIDS dan lain-lain.

Adapun Pemenang Lomba Sekolah Sehat Tahun 2008 untuk tingkat Taman Kanak-kanak adalah TK Islam AI-Azhar 13 Kec. Pulogadung, Jakarta; TK Negeri Pembina Kec. Lembur Situ, Kota Sukabumi; TK Negeri Pembina Lubuk Sikaping Kab. Pasaman, TK Negeri Pembina Kec. Sukarame Kota Bandar Lampung; TK Negeri Pembina Kec. Giri, Kab. Banyuwangi; dan TK Bunga Bangsa Kec. Kota Samarinda.

Pemenang tingkat Sekolah Dasar adalah SD Negeri Kranggan 1 Kec. Prajurit Kulon, Kota Mojokerto; SD Negeri 02 Percontohan Kayu Kubu Kota Bukittinggi; SD Negeri Pekayon 18 kec. Pasar Rebo, Jakarta; SD Negeri 1 Bangbang ec. Tembuku, Kab. Bangil; SD Plus Nurul Aulia Kec. Cimahi Utara, Kota Cimahi; dan MI Negeri Sukamulya Kec. Balaraja, Kab. Tangerang.

Pemenang tingkat Sekolah Menengah Pertama adalah MTs Negeri 1 Kota Malang, SMP Negeri 1 Kab. Lampung Barat, SMP Negeri 1 Pamulang Kab. Tangerang, MTs Negeri 24 Jakarta Timur, SMP Negeri 3 Abiansemal Kab. Badung, dan SMP Negeri 10 Kota Samarinda.

Pemenang tingkat Sekolah Menengah Atas adalah SMA Negeri 10 Kota Malang, SMA Negeri 48 Jakarta, SMA Negeri 1 Rembang Kab. Purbalingga, MA Negeri III Mlati Kab. Sleman, SMA Dwi Warna Kab. Bogor, dan SMA Swadhipa Bumisari Kab. Lampung Selatan.

Bagi Pemenang Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional diikutkan dalam berbagai kegiatan kenegaraan dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan Rl.
----
sumber : www.promosikesehatan.com

Kamis, 17 Maret 2011

Berkah Pendidikan Sanitasi di Sekolah

Anak-anak SD Percontohan 2 Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, bermain riang. Saat itu jam istirahat. Mereka tak segan duduk di lantai sekolah. Lantai porselin berwarna putih itu tampak mengkilat. Tak satu pun sampah mengotorinya.

Tong sampah terpasang di depan ruang kelas. Satu untuk sampah organik, dan satunya lagi untuk anorganik. Tong sampah organik terisi hampir seperempatnya. Sedangkan tong anorganik hanya menampung beberapa lembar bungkus plastik.

Tanpa disuruh, murid SD itu membuang sampah yang ditemuinya ke tempatnya. Poin demi poin telah menunggu. Siapa yang terbanyak membuang sampah dalam sebulan akan mendapatkan hadiah. Ada buku, pensil dan alat tulis lainnya. Murid-murid saling berlomba menjadi jawara pengumpul sampah.

“Ini adalah satu cara kami mengajarkan kepedulian anak-anak terhadap lingkungan, khususnya sampah,” kata Kepala Sekolah SD Percontohan 2 Bukittinggi Drs HM Aswir MPd beberapa waktu lalu. Tak cukup itu, sekolah pun menyediakan tempat pengomposan. Sampah-sampah organik tak perlu dibuang. Semua dikomposkan. Hanya anorganik yang dibuang.

Tiap hari ada dua kelas yang piket kebersihan sekolah. Ada juga piket kebersihan kelas. Kombinasi piket ini mampu memelihara kebersihan sekolah. “Mereka mampu menciptakan lingkungan yang bersih,” kata Aswir.

Siswa pun sudah biasa cuci tangan pakai sabun setelah beraktivitas. Wastafel yang terpasang di depan setiap kelas memudahkan mereka mempraktikkan bagaimana menjaga kebersihan tangan dari kuman.

Munculnya kesadaran sanitasi ini tidak lepas dari proses pembelajaran. Sanitasi dicangkokkan dalam mata pelajaran yang tepat seperti lingkungan hidup.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Bukittinggi Dra Ellia Makmur, MM menjelaskan, pihaknya telah mengembangkan pendidikan sanitasi ini sejak sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. “Kita fokuskan pendidikan lingkungan hidup pada sanitasi,” kata Ellia.

Sejak dini anak-anak dididik untuk peduli terhadap lingkungannya. “Bagaimana sampah harus dikelola, bagaimana got-got di sekolah tidak mampet, bagaimana menjaga kesehatan diri, termasuk bagaimana mendaur ulang sampah. Walau pun belum semua sekolah,” jelasnya.

Gerakan kesadaran lingkungan itu terus berlangsung di dunia pendidikan di kota sejuk ini. Ellia menargetkan, setiap siswa yang lulus nanti mempunyai sikap mental yang terbudaya di sekolah.

Pihak Dinas Pendidikan pun mengadakan lomba UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) secara periodik. Ini dalam rangka memicu sekolah. Guna mendukung itu Dinas membantu sarana dan prasarana. Dinas juga mengarahkan agar di SD ada dokter kecil dan di sekolah menengah ada dokter yang hadir setiap 15 hari. “Kami yakin jika anak-anak sehat, pendidikan sanitasi berarti telah berjalan ke arah yang lebih optimal,” kata Ellia.
----
sumber : www.sanitasi.or.id

Rabu, 16 Maret 2011

SDN 02 Percontohan Terapkan Kurikulum RSBI

Sekolah Dasar Negeri (SDN) 02 Percontohan Kota Bukittinggi telah menerapkan kurikulum rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI), sesuai rekomendasi dari Kementerian Pendidikan Nasional.

Kepala SD Negeri 02 Percontohan, Drs. H. M. Aswir M.Pd, mengatakan, nota persetujuan atau MoU RSBI ditandatangani oleh walikota dan kepala dinas pendidikan pemuda dan olahraga jakarta tanggal 23 juli 2009 lalu.

"Dari tanggal ketetapan sampai sekarang, SD 02 percontohan telah resmi menerapkan kurikulum sesuai RSBI pada setiap mata pelajaran," sebutnya.

Kata dia, diterapkannya kurikulum RSBI merupakan tolak ukur keberhasilan bagi setiap siswa yang tamat setiap tahunnya, agar mampu bersaing dengan siswa tamatan di internasional, dengan menerapkan pengembangan teknologi di dunia pendidikan berupa alat pendukung dalam proses belajar mengajar.

Menudukung RSBI, ucanya, para guru dan siswa juga diterapkan pembelajaran bahasa inggris tiga kali dalam seminggu, untuk menambah pembendaharaan kata, dengan mengaktifkan peran guru bahasa inggris yang ada.

"Ditargetkan seluruh guru dan siswa mampu berbahasa inggris, sebagai salah satu indikator sekolah dalam menerapkan kurikulum rintisan sekolah bertaraf internasional," paparnya.

Disampaikan, target kedepan dari penerapan RSBI untuk meningkatkan pendidikan khususnya bagi siswa di SD percontohan, dan secara umum meningkatkan mutu pendidikan di Kota Bukittinggi.
----
sumber : bukittinggikota.go.id

Malaysia Tinjau Sekolah Kembar di Bukittinggi

Tindak lanjut dari program pertukaran pelajar Bukittinggi dengan Negeri Sembilan Darul Khusus (NSDK) Malaysia, untuk tingkat SD, sebanyak 40 orang dari Negeri Jiran, Rabu (3/6) berkunjung ke Bukittinggi. Rombongan yang terdiri dari 11 siswa, 4 guru, dan 24 pendamping ini merupakan aplikasi dari program sekolah kembar antara SDN 02 Percontohan dengan Sekolah Kebangsaan Undang Rembau, Malaysia.

Rombongan yang dipimpin Azali B Hasyim ini disambut Kadisdikpora Yalvema Miaz, dan Ketua Komite SD 02 Mochtar di SDN 02 Bukittinggi. ”Bukittinggi dan Rembau merupakan dua kota yang memiliki latar budaya yang sama. Hal itulah yang menjadi salah satu alasan diselenggarakannya program sekolah kembar. Program yang sama, sudah diawali pada tingkatan SMA dan SMP. Untuk tingkatan SD program ini baru pertama kali diselenggarakan,” jelas Yalvema.

Menurutnya, tidak hanya pertukaran pelajar. Program sekolah kembar juga diikuti dengan pertukaran guru, pertukaran kurikulum (bahan ajar) dan teknik belajar dan mengajar serta pertukaran kebudayaan. Pimpinan rombongan dari Negeri Sembilan Azali B Hasyim (kiri) memberikan cenderamata kepada Kadisdikpora Yalvema Miaz (kanan) di SDN 02 Bukittinggi, kemarin. ”Kami merencanakan kunjungan balasan sekitar November nanti dengan diikuti 40 siswa dan 20 guru,” ujarnya.

Pimpinan rombongan Azali B Hasyim menyebutkan, SDN 02 merupakan tempat yang tepat untuk dikunjungi. Karena sekolah tersebut berprestasi baik di tingkat daerah maupun nasional. ”Di daerah kami, sekolah percontohan dikenal dengan istilah sekolah cemerlang,” katanya. Keberhasilan sekolah ini dalam meraih berbagai prestasi, menurutnya, menjadi tantangan baginya untuk dapat menerapkan hal yang sama. ”Banyak hal yang harus kami pelajari di sini. Baik dari segi sistem pembelajaran maupun sistem pendekatan guru pada murid,” sebutnya.
----
sumber : melayuonline.com

SDN 02 Percontohan Bukittinggi Jalin Kerjasama dengan Malaysia

Satu lagi sekolah di kota Bukittinggi menjalin
kerjasama dengan negara jiran Malaysia. SDN 02 percontohan bekejarasama
sebagai sekolah kembar (school sister) dengan Sekolah Kebangsaan Undang
Rembau, Negeri Sembilan Darul Khusus (NSDK).

Memorandum of Understanding (MoU) sekolah kembar kedua lembaga
pendidikan dasar itu telah ditandatangani di Rembau, Juli 2008 lalu.
Nota kesepahaman tersebut ditindaklanjuti pertemuan ketua Persatuan Ibu
Bapak dan Guru (PIBG)-sama dengan komite sekolah-H. Ibrahim bin Abdullah
dengan kepala SDN 02 percontohan Drs. M Aswir, M.Pd di sekolah tersebut
jalan panorama, Senin (17/11).

Kadis Pendidikan DR. Yalvema Miaz, M.A., menyatakan, di antara program
yang akan dilaksanakan melalui sekolah kembar tersebut pertukaran
pelajar. Dengan dijalinnya kerjasama SDN 02 percontohan dengan Sekolah
Kebangsaan Undang Rembau, berarti saat ini sudah lima sekolah di
kotawisata yang terikat kerjasama sekolah kembar dengan negara bagian
NSDK.

"Sejauh ini dampak kerjasama sekolah kembar itu sudah dirasakan,
terutama sekali dalam upaya memajukan pendidikan kedua pihak", kata
mantan ketua balai wartawan Rohana Kudus Bukittinggi itu menambahkan.

Ketua PIBG Ibrahim Abdullah didampingi sekretaris sister cities
Bukittinggi-Seremban Marhalim Syah, S.H., menyatakan, tahap awal program
sekolah kembar diisi dengan kedatangan sepuluh siswa Sekolah Kebangsaan
Undang Rembau, Juni mendatang untuk mengikuti pertukaran pelajar di SDN
02 percontohan Bukittinggi. Selain siswa juga diikutkan empat guru
pendamping, enam guru sekolah dan 20 orangtua pelajar. Para siswa dan
guru mengikuti program sepuluh hari dan akan ditempatkan di rumah
orangtua angkat. Sedangkan orangtua murid kapasitasnya sebagai pelancong
dan tentu saja mereka menginap di hotel.

Bukittinggi (Sumbar) dan Rembau (NSDK) dua daerah yang sudah terjalin
ikatan emosional karena sama-sama satu rumpun Minangkabau. Kedua sekolah
nantinya dapat saling menimba pengalaman, baik bidang pembelajaran,
teknologi, sains dan budaya. "Inilah maksud dan harapan besar kami untuk
menjalinkan sekolah kembar SDN 02 percontohan dengan Sekolah Kebangsaan
Luak Rembau", ujar Ibrahim.

Sementara, M. Aswir menyatakan pihaknya akan mengirimkan para siswa SDN
02 percontohan mengikuti program pertukaran pelajar di Rembau Juli
mendatang, saat libur sekolah. Para murid dan guru pendamping yang akan
diikutkan nantinya, akan diseleksi.

[Kilas Balik] Program Adiwiyata SD Negeri 02 Percontohan - Bukittinggi

MENANAMKAN CINTA LINGKUNGAN DI BANGKU SEKOLAH


Sekolah study banding
       Sekolah yang beralamat di Jalan A. Rivai No. 09  Bukittinggi dengan luas tanah 3005 m2 dan luas bangunan 1600 m2, merupakan sekolah yang selalu dijadikan tempat study banding bagi sekolah lainnya. Tidak hanya dari Sumatera Barat melainkan dari Medan dan Pekan Baru. Berbagai penghargaan telah diraih sekolah ini baik dari tingkat kecamatan, kota, propinsi sampai tingkat nasional. Terhitung jumlah penghargaan yang diperoleh mencapai 92 penghargaan (dari tahun 2001 s/d tahun 2007).

Fasilitas Relatif Lengkap
      Bila dilihat dari Sarana dan prasarana yang tersedia, maka SD 02 Percontohan termasuk memiliki sarana prasarana yang lengkap untuk sebuah ukuran SD Negeri. Terdapat 17 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang majelis guru, 1 ruang tata usaha dan wakil kepala sekolah, 1 ruang labor komputer, 1 ruang labor IPA, 1 ruang koperasi sekolah, 1 ruang UKS, 1 ruang kesenian, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang KKKS, KKG, 1 kantin sekolah, 1 sarana olah raga (lapangan upacara dan sarana lompat jauh), 1 sarana parkir, 1 pos satpam, 3 taman sekolah, 2 kebun sekolah, 1 tanaman obat keluarga (TOGA), 1 Musholla, 1 rumah dinas kepala sekolah, 7 rumah dinas guru, 1 rumah dinas, 8 WC dan 1 gudang, dan hebatnya lagi Sekolah ini mempunyai kelas akselerasi (learning acceleration class).

      Anak didik berjumlah 566 Siswa dan guru sebanyak 28 orang. Di setiap kelas disediakan fasilitas seperti televisi, telephone dan lain-lain. Selain mempunyai daya tarik juga memudahkan pemahaman siswa dalam menerima pelajaran. Untuk menjaga hygiene kebersihan siswa, disediakan wastafel lengkap dengan sabun pencuci tangan. Masing-masing 3 kelas untuk 2 wastafel.

Budaya Cinta Terhadap Lingkungan
         Keperdulian terhadap pengelolaan lingkungan hidup merupakan salah satu misi dari sekolah ini, yakni “menumbuhkan rasa cinta kebersihan, keindahan, kerapian, kekeluargaan dan keamanan (K-5) pada siswa. Berbagai slogan lingkungan hidup dapat ditemui pada lorong jalan kelas, dinding dan pekarangan. Pesan-pesan lingkungan hidup tersebut disampaikan dalam bentuk gambar-gambar dan lukisan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menarik perhatian. Hal lain yang juga menarik adalah ditanamnya berbagai jenis tumbuhan baik tanaman hias maupun tanaman obat, lengkap dengan label nama tanaman tersebut… fantastis memang..   

          Indah sekali melihat bahwa semua siswa mampu menunjukkan kepeduliannya terhadap kebersihan dan keindahan lingkungan sekolah dengan berbagai aktifitas. Aktifitas-akifitas tersebut seperti gotong royong membersihkan seluruh areal sekolah, kegiatan bersih lingkungan sekolah 10 menit awal pembelajaran, Jum’at bersih (perawatan WC siswa dan guru), membuat kompos, berkebun, sosialisasi mengenai perang terhadap sampah, pembuatan kolam sekolah, pembuatan slogan-slogan lingkungan hidup, pembuatan tugu UKS, pembuatan gambar-gambar dinding sekolah, kegiatan kesehatan siswa berupa dokter kecil, lomba kebersihan kelas dll.

               Tidak hanya sebatas itu, pihak sekolah juga berusaha merangkul wali murid lebih perduli terhadap lingkungan. Berbagai kegiatan diselenggarakan guna melibatkan wali murid seperti penyediaan pot-pot bunga berikut dengan tanamannya, pemberian bantuan sumbangan dalam rangka pembuatan taman untuk keindahan dan kebersihan sekolah dan sebagainya.

Melalui surat Keputusan/Surat Edaran beliau telah melahirkan kebijakan-kebijakan tentang pengembangan materi pembelajaran lingkungan hidup, pengalokasian anggaran bagi kegiatan terkait dengan pendidikan lingkungan hidup, peningkatan kapasitas Sumber daya Manusia,  penghematan sumber aaya alam (air, listrik), dan masih banyak lagi kebijakan-kebijakan yang lainnya

Wajar kalau  kinerja Kepala Sekolah ini pun  akhirnya mendapatkan penghargaan baik tingkat kota Bukittinggi, Sumatera Barat bahkan nasional. Beliau mengatakan bahwa pendidikan lingkungan hidup sangat penting karena merupakan konsep hidup sehat. Dengan mengacu kepada lingkungan hidup, pada akhirnya diharapkan tertanam pengertian hidup sehat dan peduli lingkungan sejak dini pada anak didik yang masih sangat peka.

Nilai Lebih
Berbeda dengan sekolah lain, kelebihan dari sekolah ini adalah mempunyai kelas akselerasi. Terdapat program bahasa jepang, Bahasa Inggris, Komputer. Adanya kegiatan sholat, menghafal juz’amma sesuai ketetapan Pemda Kota Bukittinggi, sehingga setiap siswa yang tamat SD diharuskan hafal juz’amma (37 surat).

Dengan sarana dan preasarana serta etos kerja yang baik dari seluruh staf pengajar dan karyawan, SDN 02 telah mampu memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk sekolah dasar, meraih akreditasi sekolah kalsifikasi A. Anak didiknya pun berprestasi dalam akademik dan non akademik. Nah….dengan demikian segala sesuatu yang dibutuhkan oleh seorang murid telah terpehuni, tidak hanya berupa pelajaran saja tapi juga lingkungan yang bersih, sehat, hijau, asri dan nyaman akan sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan dan kecerdasan anak dalam menerima pelajaran, Disinilah SD 02 Percontohan Bukittinggi memberi contoh.

(Badan Pengendalian Dampak Lingkungan)
----
sumber : sumbarprov.go.id

Sabtu, 12 Maret 2011

Landasan Hukum SDBI


1.       UU No. 20 tahun 2003 pasal 50 ayat 3

“ Pemerintah dan atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan Bertaraf internasional".


2.       PP No. 19 tahun 2005 pasal 61 ayat 1

“Pemerintah bersama-sama pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf Internasional”.

Dasar Penunjukan SDN 02 Percontohan sebagai SDBI


A.     DASAR
Sejalan dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 50 ayat 3 mengamanatkan: “Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional
Sekolah Dasar Bertaraf Internasional (SDBI) adalah sekolah dasar nasional yang dalam proses penyelenggaraan dan pengelolaan melakukan pengembangan, perluasan, dan pendalaman dari standar nasional pendidikan (SNP) Indonesia sehingga lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional. Dengan pengertian ini SDBI dapat dirumuskan sebagai berikut:  SDBI = SDSN + X
SDBI adalah sekolah dasar yang telah memenuhi seluruh aspek standar nasional pendidikan, baik standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian serta X merupakan penguatan, pengayaan, pengembangan, perluasan, pendalaman, kemampuan yang diyakini diperukan untuk bekal hidup dalam pergaulan internasional (Dirjen Dikdasmen).
Untuk mewujudkan hal tersebut Pemerintah Daerah telah mempersiapkan SDN 02 Percontohan Bukittinggi untuk menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang ditandatangani di Bogor oleh kepala  sekolah bersama Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Bukittinggi yang dilaksanakan oleh Dirjen Dikdasmen pada tanggal 23 Juni 2009. Melalui program ini diharapkan SDN 02 Percontohan Bukittinggi sebagai lembaga pendidikan mampu mempersiapkan lulusan yang bermutu, baik dengan standar nasional maupun internasional dan mampu bersaing dengan sekolah pada negara-negara yang sudah maju.

B.     TUJUAN
      Penunjukan SDN 02 Percontohan - Bukittinggi bertujuan untuk :
      1. Peningkatan mutu dan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan
      2. Pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar
          nasional dan wawasan internasional
      3. Meningkatkan mutu dan kualitas peserta didik sehingga mampu bersaing di tingkat nasional dan
          internasional

Pengertian SDBI (Sekolah Dasar Bertaraf Internasional)


Sejalan dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 50 ayat 3 mengamanatkan: “Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional
Sekolah Dasar Bertaraf Internasional (SDBI) adalah sekolah dasar nasional yang dalam proses penyelenggaraan dan pengelolaan melakukan pengembangan, perluasan, dan pendalaman dari standar nasional pendidikan (SNP) Indonesia sehingga lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional. Dengan pengertian ini SDBI dapat dirumuskan sebagai berikut:  SDBI = SDSN + X
SDBI adalah sekolah dasar yang telah memenuhi seluruh aspek standar nasional pendidikan, baik standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian serta X merupakan penguatan, pengayaan, pengembangan, perluasan, pendalaman, kemampuan yang diyakini diperukan untuk bekal hidup dalam pergaulan internasional (Dirjen Dikdasmen).